Ajang Kampret Ngomyang

Melalui ruang maya yang didapatken secara boleh pinjam pun juga terbatas ini selain menginformasikan tentang Wayang Kampung Sebelah, sekaligus sebagai ajang "ngomyang" bagi Kampret tentang apa saja dan sekenanya. Jadi ya harap dimaklumken ya, mas bro... Matur sembah nuwun awit karawuhanipun tuwin kawigatosanipun. Nuwun.

Selasa, 26 Maret 2013

Yayat Suheryatna



Pria kelahiran Banyumas 30 Juli 1960 ini memang teraliri darah seni dari kakeknya yang sekaligus guru belajar karawitan baginya sejak kecil. Sejak awal memang wawasan estetiknya tak hanya terpagari di ranah seni tradisional. Naluri kreatifnya mulai meliar ketika di tahun 1976 bersama-sama dengan rekan seusianya di kampung sudah mengolaborasikan gamelan dan musik kombo band. Bakat kreatifnya dikembangkan dengan menempuh jalur pendidikan formal di Jurusan Seni Karawitan ASKI Surakarta yang diselesaikannya di tahun 1985 dengan meraih gelar Sarjana Karawitan.
Musisi dan pencipta lagu ini lintasan kiprah kreatifnya menjangkau wilayah dalam dan luar negeri. Sederetan pengalaman dia yang benar-benar menunjukkan kapasitasnya, antara lain: menjadi pemusik Teater Gapit Surakarta 1980-1990-an; medirikan grup musik Golden Water 1991; memperkenalkan gamelan Jawa kepada masyarakat Norwegia bersama KBRI Oslo 1994; mengajar gamelan Jawa di Rikkskonsertene Norwegia 1995; mengikuti Rendez Vouz or Art, Chiang Mai, Thailand 1997; mengikuti Pacific Music Festival, Sapporo, Jepang 1999; bekerjasama dengan komunitas Eurythmie Mobile Stuttgart Jerman 1999; menjadi salah satu pendiri Wayang Kampung Sebelah 2000, workshop Musik Dayak Barongtongkok Kab. Kutai Barat Kaltim 2002; menjadi pemusik tari "Aceh Bersimbah Darah" karya Deddy Luthan 2004; menjadi pemusik Sobrat, Bengkel Teater Rendra, Jakarta 2005; menjadi pemusik Teatrikalisasi Puisi "Suluk Hijau" karya W.S. Rendra, Jakarta 2008.
Kini di Wayang Kampung Sebelah selain sebagai pemegang alat musik Djimbe, ia memegang posisi pilar sebagai pencipta lagu dan penata iringan. Repertoar lagu (origin) iringan Wayang Kampung Sebelah yang nakal dan kritis adalah dominan karya pria yang akrab disapa Yayat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar