Ajang Kampret Ngomyang

Melalui ruang maya yang didapatken secara boleh pinjam pun juga terbatas ini selain menginformasikan tentang Wayang Kampung Sebelah, sekaligus sebagai ajang "ngomyang" bagi Kampret tentang apa saja dan sekenanya. Jadi ya harap dimaklumken ya, mas bro... Matur sembah nuwun awit karawuhanipun tuwin kawigatosanipun. Nuwun.

Rabu, 27 Maret 2013

Nadias Rushendro Nugroho



Lahir di kota Solo 27 April 1983. Bakat dan minatnya di dunia kesenian memang bukan hal yang aneh, sebab terlahir dari seorang ibu yang penari sekaligus koreografer ternama di kota Solo. Juga yang tak kalah penting dicatat adalah ia cucu dari seniman kondang almarhum Rusman “Gathotkaca” tokoh seniman wayang orang Sriwedari idola Bung Karno. Namun dalam berkesenian Nadias tidak mengikuti jejak ibu dan kakek, ia memilih jalur sendiri di bidang musik.
Bakat dan minatnya di dunia musik ia kembangkan dengan menempuh pendidikan Program Studi Ethnomusikologi ISI Surakarta yang diselesaikannya pada tahun 2008 dengan menyandang gelar Sarjana Seni. Sempat pula menempuh pendidikan di Akta IV UTP Surakarta lulus tahun 2010.
Pria yang akrab dipanggil Dias ini terbilang muda usia namun kiprahnya di blantika seni musik tak bisa di pandang sebelah mata. Kiprahnya di blantika musik, antara lain: menjadi bagian dari grup band Hang On, 1997-1999;  band indie label Niger Lover, 2000-2002; band major label Sunset, 2003; band indie label Sastro 2003-2012; band tembang kenangan The Club’s, 2008-2012; band Top ’40 Stardust, 2008-2012; dan sederetan grup yang lain. Disamping itu ia juga tercatat sebagai instruktur guitar bass di Harmony Music School Surakarta.
Tak kalah penting untuk dicatat, ia menciptakan karya-karya lagu semua genre musik, beberapa lagu dikontrak sejumlah artis-artis Jakarta, antar lain: lagu: "jaim" digunakan Hits single oleh Miss Ronggeng production 18 Music; "maaf sayang" digunakan oleh Manda Cello. Di Wayang Kampung Sebelah ia dipatok sebagai pemegang instrument bass.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar