Oleh: Ki Jlitheng Suparman
Rakyat menggonggong,
kenaikan harga BBM berlalu. Keputusan pemerintah yang membuat rakyat bawah
dipastikan terdera tiga pukulan telak sekaligus: menanggung dampak beban kenaikan
harga-harga kebutuhan hidup; di saat yang sama harus menghadapi kebutuhan tahun
ajaran baru; dan menghadapi beban kebutuhah datangnya lebaran. Jelas daya
ekonomi rakyat akan ngos-ngosan mengejar beban biaya kebutuhan yang meningkat
berkali-kali lipat.
“Mengapa pemimpin kita tidak
memiliki kepekaan terhadap penderitaan rakyat, wong cilik seperti kita, Pret?”
keluh Lik Karyo dengan nada lirih nan pasrah.
“Ini bukan masalah peka
atau tidak peka, Lik. Pemimpin kita, bangsa dan negara ini, telah terperangkap
dalam skenario perang modern,” tanggap Kampret.
“Lho! Apa hubungannya
kenaikan harga BBM dengan perang modern?”